Sunday, August 31, 2008

Kata Mereka (1)

Inilah komentar mereka yang sudah membaca Perahu Kertas. Bagi kamu yang sudah baca, silakan tinggalkan kesan dan pesan di posting ini. Nantinya akan saya muat dalam posting terpisah. Semua komentar yang terekam di blog ini akan saya cantumkan di Perahu Kertas versi cetak kelak. Thank you so much!

From Clariss:
Bagus banget, Mbak...
Rasanya setiap Kugy sedih aku jadi ikut berkaca-kaca. Ga cuma cerita cinta aja tapi ada makna supaya setiap orang yakin sama impiannya.

From Jaff:

Overall, enjoyed the story :) Keren, Dee… Keren…

From Emaknya Farah:

Lebih 'ringan' dari Supernova dan lebih 'berat' dibanding chicklit or teenlit. One thing yang aku realized that, ternyata Dee juga 'penuh pengetahuan' yaa (hihihi…). Top dah (lagi ngebayangin wujud Keenan dan kugy kalo dijadiin pileem!).

From Dian:

Menarik juga ceritanya. Ada Pasukan Alit, Kugy yang pinter bikin cerita tapi gak bisa gambar, Keenan yang pinter melukis tapi gak bisa bikin cerita, trus ada Wanda yang naksir Keenan tapi Keenan gak ada minat. Wanda yang cantik sempurna, anak orang kaya, yang membuat Kugy minder karena ada hati sama Keenan. Keren abies dech!

Perahu Kertas Berlayar ke Jogjakarta

30-31 Agustus 2008. Di bulan keempatnya sejak pertama kali diluncurkan pada bulan April lalu, Perahu Kertas akhirnya berkesempatan mengunjungi kota Jogjakarta, yang merupakan salah satu jantung perbukuan di Indonesia. Sebelumnya, Perahu Kertas sudah mampir ke Bandung dan, tentu saja, Jakarta.

Acara akan digelar di Ambarukmo Plaza, di atrium departemen store Centro. Begitu mendarat pukul 4.30 sore di bandara, saya langsung pergi ke I-Radio untuk wawancara sekaligus promo. Interview di I-Radio berlangsung kurang lebih 1 jam, dan sesudahnya kami langsung pergi ke Ambarukmo Plaza.

Acara baru digelar pukul 7.30 malam. Itu memungkinkan saya untuk bertemu teman-teman saya di Jogja terlebih dahulu. Kepergian saya kali ini ke Jogja ditemani oleh Reza. Sahabat-sahabat yang berhasil kami kontak untuk kopi darat hari ini antara lain adalah Chindy Tan (yang artikel dan komentarnya sering muncul di Dee-Idea), dan Sandi Khalifadani, seorang guru yoga, straight-edger, dan penggemar meditasi. Chindy juga ditemani sahabatnya, Anton, seorang bhikku Maitreya, yang setelah mengobrol lebih lama, baru saya ketahui bahwa Anton inilah yang berjasa mempertemukan saya dengan Chindy di Jogja saat masih promosi Filosofi Kopi, yang akhirnya menjadikan saya seorang vegetarian. Amazing train of events. Ha!

Acara berlangsung cukup seru. Penonton ramai dan antusias. XL menggelar game yakni membaca potongan Perahu Kertas. Sengaja saya pilih potongan yang ada dialog Bahasa Sunda-nya. Lumayan mengocok perut mendengar Bahasa Sunda dalam logat Jawa.

Sebagai penutup, saya menyanyi “Malaikat Juga Tahu”. Ini namanya promo tumpang sari. Heheh. Selain itu, mungkin memang karena banci tampil dari sononya. And that includes Reza. Belum lagi ada piano grand. Tangan langsung gatal, tenggorokan juga.

Kejutan selanjutnya adalah kemunculan Fahd Djibran, penulis muda yang saya kagumi. Saya dan Reza sudah berhari-hari hunting bukunya yang terbaru, “Writing Is Amazing”, tapi stok di Jakarta habis. Akhirnya kami berhasil mendapatkan buku Fahd di Gramedia Ambarukmo Plaza. Sebelumnya, in our desperate attempt, Reza mengirim e-mail ke Fahd, berharap moga-moga dia membuka e-mailnya hari ini, karena kami tidak lagi cara menghubunginya selain via e-mail. Ternyata di belahan Jogja bagian entah, Fahd pun tergerak meminjam komputer temannya untuk mengecek e-mail. Kebetulan, dia sedang berada di area yang sama. Dan bertemulah kami semua.

Pertemuan ini sangat ajaib dan langka. Kami semua saling mengenal lewat blog, tapi tidak semua dari kami pernah saling bertatap muka. Kami pun memutuskan untuk melanjutkan temu malam Minggu ini di coffee shop tempat saya menginap, di Grand Mercure yang antik dan cozy. Bertemankan lima gelas jus segar, kami mengobrol kurang lebih satu jam. It was certainly a nice rendezvous.

Banyak alasan untuk bahagia hari ini. Download Perahu Kertas ternyata cukup memuaskan, sejauh ini katanya sudah ada lebih dari 60 ribu pelanggan. Tadi, penyiar I-Radio memberi tahu kalau request “Malaikat Juga Tahu” ternyata cukup kencang. And of course, the trip itself was nice too. It’s always lovely to be accompanied with your loved one, and to hang out with your dear friends.

Saya sungguh menanti pelayaran Perahu Kertas berikutnya.

... Sandi, Chindy, saya, Reza, Fahd.



... The rendezvous of five crazy minds.

Perahu Kertas Meluncur Dari Bandung

15 Mei 2008. Inilah acara off-air Perahu Kertas yang pertama kali. XL memilih kota Bandung yang merupakan kota lahirnya Perahu Kertas. Acara ini diadakan di Excelso Café, Plaza Dago, yang memang tak jauh dari Jalan Tubagus Ismail, tempat Perahu Kertas digodok dan diramu dalam sepetak kamar kos.

Tamu acara ini terdiri dari wartawan dan teman-teman dari berbagai komunitas buku di Bandung. XL memeragakan juga bagaimana cara men-download Perahu Kertas dari hp. Dan saya tentunya kebagian menjelaskan isi, misi, visi, dan si-si lainnya dari cerita ini.

The event is well coordinated, thanks to the EO and everyone involved. Tapi yang paling menggugah bagi saya adalah: to see how this “baby” starts taking form. Melihat baris-baris dari teks Perahu Kertas muncul di layar besar di panggung, yang kelak akan tercetak di lembar-lembar kertas... melihat banner yang memuat iklan Perahu Kertas... I’m touched. This baby has come to alive... at last.

... Saat interview radio di OB Van sebelum acara dimulai.


... The talkshow up on stage.


... The audience.


... Sign, sign, sign.


... Our "baby" on the banner.