Tuesday, February 19, 2008

Day 45 - 49

Day 49 – Going Through A Crisis

I started late today. Had several things to do first, termasuk menjemput babysitter saya dari rumah sakit. Baru sampai ke mabes jam empat sore.
And, man, I could feel my energy’s depriving. Hot chocolate, sebungkus kue ape, dua plastik cakue, tidak membantu sama sekali. Yang ada malah saya ngantuk luar biasa. Fell asleep for almost two hours. Dengan aneka perasaan jenuh, berbeban, dan sebagainya. Rasanya pekerjaan ini terlalu sulit. Nyaris tidak mungkin selesai tepat waktu. Bangun-bangun, sudah jam tujuh lebih.
And so I tried… a paragraph, and then two, and then three, and then a half page. The ball started to roll. Working on the second page, third, fourth. And I can say it’s done.
Target awal saya adalah dua bab dalam hari ini. Ended up with only one. Penuh perjuangan pula. Yet, I’m grateful that I’ve passed the crisis. Seriously, there were moments where I felt I couldn’t write a thing today. Phew.


Day 48 – Purrr-sistence

My babysitter won’t be coming back from the hospital until tomorrow. Pembantu saya yang satu lagi juga diposkan di rumah sakit untuk menjaga. Hari ini gantian menjaga Keenan dengan ayahnya. I sneaked out when Keenan was taking a bath. Marcell cerita kalau Keenan menangis ketika melihat saya sudah tidak ada. Yep. It was a heartbreaking experience.
Finishing Chapter 31. Slowly working on Chapter 32.
Akhirnya, pukul sebelas kurang… it’s finished.
Word count: 56,810 words.


Day 47 – Amazing Challenges


Finishing Chapter 30. Memulai Chapter 31 sampai tigaperempatnya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Keenan stayed at his grandparent’s house ever since my babysitter was hospitalized. But I’m picking him up tonight. And I don’t want to miss Keenan’s bedtime. Saya minta dijemput pukul 10. Selesai tidak selesai. Dan… memang tidak selesai.
Besok terpaksa memulai dengan Chapter 30, instead of 31.
Marcell pulang ke Bandung malam ini, being such a godsend. Setidaknya besok saya bisa pergi bekerja dengan tenang karena Keenan bisa ditemani ayahnya.
Merenungi kembali semua tantangan selama mengerjakan Perahu Kertas ini… amazing how unexpected challenges keep on coming, eh? But I also see helping angels are everywhere.


Day 46 – Behind Schedule (I Think)


Still struggling and behind schedule. Finishing Chapter 29 and working on Chapter 30. Two pages only. Mengerikan!
Hari ini saya manggung pula, bersama Marcell di Mall Taman Anggrek. Finished at 9-ish, and went straight to Bandung. Tried to work a little. But my eyes were just too tired. Dapat kabar dari rumah, my babysitter was hospitalized. And I thought… uh-oh, what now? As if juggling with my work, deadline, Rectoverso, website, family, personal matter, is not overwhelming enough, and now… this. But as the saying goes: que sera, sera. Baby step. One step at a time. Gotta keep that in mind.


Day 45 – Carried Away

Rehat sehari yang menghanyutkan. Saya sempat lupa bahwa deadline sudah bukan lagi karet elastis yang masih bisa diulur dengan negosiasi. Deadline sudah berubah menjadi batu karang yang tak bisa digusur dan digeser, kecuali oleh sesuatu fenomena maha luar biasa, seperti… kejatuhan meteor, or, yea, something like that.
I tell you something about this deadline and its relation to my schedule. Meskipun resminya deadline Perahu Kertas adalah tanggal 25 Februari, saya harus berhenti menulis selama setidaknya 3 hari, yakni 22-24 Februari, karena harus mengikuti kursus Zen Counselling yang berlangsung dari pagi sampai malam. Sangat tidak realistis kalau saya masih menargetkan untuk menulis pada tanggal-tanggal tersebut, walaupun tidak ada salahnya dicoba jika kepepet.
Today, I worked very little. Not even LDLM. Still on Chapter 29. Bad me!

No comments:

Post a Comment