Sampai hari ini, saya masih belum tahu apakah cerita betulan berakhir di Bab 44 atau 45. Sejauh ini, saya masih melihat dua kemungkinan itu terbuka sama lebar. I didn’t go back to Bandung today. Jadi, secara realistis, saya hanya akan mengerjakan satu bab saja hari ini, instead of two. Sementara besok Java Jazz sudah dimulai. Well, one or two, 44 or 45, I’ll wing it. Like I have so many choice, anyway. Heheh.
Reza berbaik hati meminjamkan ruangannya di Dharmawangsa Square untuk saya pakai menulis seharian. I know I can hang out in a coffee shop, which I did when I first arrived at DS. Saya sempat menikmati segelas Banana Latte dan dua porsi tahu goreng. But seriously, who could stand working, munching and drinking for 6 hours in the same place? Dan benar saja. Pukul empat, my eyes were so heavy, I just needed a nap. Untungnya, saya dipinjamkan ruangan itu, jadi bisa tidur siang empat puluh menit.
Berbekal satu botol jus Mama Roz pemberian Reza, I worked till 5.30. Five pages of Chapter 43. It’s not entirely finished, though the page quota is met. And I still have a dinner appointment at 6.30. Menyempatkan diri untuk sejenak cuci muka dan blow-dry di salon terdekat. Due to that short nap, I did look like a mess.
Case closed tonight. Maybe. Word count: 79.370 words.
Did I say 77,700 once? Ah, well.
Sunday, March 9, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Syukurlah saya masih sempat mengikuti proses pembuatan Perahu Kertas ini dengan lengkap. Menyenangkan sekali melihat sebuah proses yang begitu 'alamiah' dari seorang Dewi Lestari. Just tell me one thing. Where did you get all of those passion, spirit, and energy to have this process? Something that i envy..
ReplyDeleteTitip dukungan untuk bisa menyelesaikan proyek ini dengan baik :)
waaaaa.... congratz deee....!!!!
ReplyDeleteakhirnya malah melampaui target ya ;)
cant wait 2 read perahu kertas
Hue! Kemarin-kemarin ini, saya check update dee-idea. Tercatat posting terakhir tanggal 1 Januari. Saya pikir Journal ini juga masih rehat tanpa batas waktu yang dapat ditentukan. Ternyata oh ternyata, saya jauh ketinggalan. Tak apa lah, yang penting Perahu Kertas akan segera dilahirkan.
ReplyDeleteNgomong-ngomong, Perahu Kertas akan hadir dalam medium telepon selular (apa namanya yang tepat?) saja atau dalam bentuk buku kertas juga?
-Aries-
Thanks everyone,
ReplyDeleteUntuk Dodol, saya juga nggak ngerti dari mana dapat itu semua. Karena pada kenyataannya, it's not all smooth process. Sometimes I feel I run out of passion, spirit, and energy. But somehow I'm able to endure. Barangkali memang karya itu memang harus lahir. Painless or painful, it just needs to come out.
Makasih untuk dukungannya.
Untuk Aries. Dee-idea memang belum punya posting baru karena saya tersedot ke Perahu Kertas, hehe. Versi WAP akan keluar bulan Maret ini lewat XL, eksklusif selama enam bulan. Enam bulan sesudah itu baru saya mendapatkan lisensi kembali untuk menerbitkannya dalam format 'kertas'.
~ D ~