When Keenan left for school, I went to the kitchen and made a preparation for my ‘new’ headquarter. I prepared: a big bottle of water, a jug of hot water, a sachet of hot chocolate, a cup of coffee, a bottle of juice, and some snacks. Rencananya, saya akan menggunakan ruang meditasi di lantai atas. Itulah tempat paling tenang yang bisa saya pakai. Tantangan paling besarnya adalah: tidak dekat dengan toilet dan tidak ada meja kerja.
Untuk tantangan yang pertama, saya janjian dengan babysitter dan pembantu saya, untuk menelepon dulu jika ingin ke toilet, termasuk untuk memesan makan siang, makan malam, dan kebutuhan lainnya. Untuk tantangan yang kedua, meja kerja sebenarnya ada di ruang kerja, hanya lima langkah dari ruang meditasi, dan untuk seharian mengetik, pinggang saya juga butuh sesekali untuk duduk tegak dan benar. Tapi, berhubung ruang kerja saya terbuka, dering hp atau tak-tuk keyboard komputer saya akan memancing kecurigaan Keenan. Jadi, saya hanya pindah ke ruang kerja hanya kalau Keenan tidur siang.
Pic #1: New HQ
It was quite fun and adventurous. Creating a headquarter at my own house, lengkap dengan segala trik dan kiat. Kesempatan bagi saya juga untuk mempraktekkan apa yang saya pelajari di Zen Kinesiology, coz practically I’m going to lock myself up in a room for one whole day. Dengan beberapa gerakan sederhana, aliran energi bisa kembali direvitalisasi. Saya melakukan cross crawl, brain button, dll. And it worked brilliantly.
So, I started at around noon, finishing chapter 39. Sore hari, I moved to 40. Sekitar pukul 6.30 malam, saya mulai dengan Bab 41. At 10 pm… I stopped.
Never in my life, I wrote that much in one day.
I checked my word counter. It’s… are you ready for this? Ehm. Ehm. It’s… 75,775 words!! Yiiiiihaaaaaaaaaaaaaaaa… Yiiiiippeeeeeeeeee!! Hoo-raaaaaay!! Saya ulangi lagi, sodara-sodara: Tujuh puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh lima!!
But, wait. Is the story finished? Nope. Three chapters to go, people.
Though I’ve completed my main task: 40 chapters in 55 days, or 70,000 words in 55 days, this journal is not over. Perahu Kertas belum berlabuh.
Nevertheless, tonight I will sleep a big grin on my face. 55 working days, and here I am. Breaking any known writing record in my whole life. The mission is not perfectly accomplished in a way, for I haven’t finished the story. Namun perjalanan 55 hari kerja ini merupakan sebuah petualangan dan pengalaman yang tak ternilai. This method may work or may not work in my other writing projects. But at least, right now I have a taste of it, that at one point in my life, I know I have the ability to pull off something like this.
This is not the end. But I hope you get something out of this journey so far. May it be an inspiration, may it be a hillarious entertainment, I’m just thankful for your company. All of you.
From the deepest core of my being, thank you.
Thursday, March 6, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
deg2an ngikutin ceritanya
ReplyDelete*menunggu the maiden voyage of perahu kertas*
congratz!
-stella
geez.... i wish i could do what you've just achieved. tuti
ReplyDeleteAduh Mbak Dee, saya terkesan sekali sama the way you create everything.
ReplyDeleteBTW, bgm time management Mbak... sepertinya setiap menit adalah quality time.
Keep sharing your idea!
I Like this book, I read it three times already ^^
ReplyDelete