As promised, today will be the day to restart the timer.
Setelah enam hari intensif menenggelamkan diri dalam proyek lain, jujur, saya merasa kesulitan untuk lepas dari magnet Rectoverso dan kembali menceburkan diri dalam pusaran Perahu Kertas. Sungguh-sungguh sukar. Dalam kepala saya masih berseliweran suasana kerja di Studio Aquarius, melodi dan lirik lagu, dan segalanya yang mengingatkan saya pada semesta pikir dan rasa yang dihadirkan Rectoverso.
Ada rasa haru, bahagia, sekaligus kehilangan ketika hari-hari super intens itu berakhir. Namun perjalanan Rectoverso masih panjang. Dan tugas-tugas lain menanti. Salah satunya… ini.
Pagi tadi saya langsung dihadapkan dengan aneka pekerjaan ‘lain’, yakni berfoto untuk satu gerai es krim baru bernama Cold Stone, lalu menjadi pembicara talk show sekaligus juri perlombaan menulis KISAH yang diselenggarakan penerbit Esensi. Siang tadi di Indonesia Book Fair - JCC, ketiga pemenang diumumkan. Sesudah itu, barulah saya berkesempatan pulang ke Bandung. Rasanya tak sabar ingin menghirup udara di sana, kembali bernapas di rumah tanpa perlu angin pendingin. Kembali bertemu Keenan versi asli.
Sepanjang perjalanan saya pun sadar, seharusnya saya bisa mengetik. Tapi entah kenapa, rasanya mesin kepenulisan saya masih dingin, kunci baru dikontak, mesin baru diniatkan berjalan, tapi masih diam di tempat.
Dan ternyata oh ternyata, Keenan jatuh sakit hari ini. Saya pergi ke dokter malam-malam, pulang dalam keadaan mengantuk. Ya. Termasuk saat ini.
Besok, tur RSD dimulai. Pukul dua siang, saya sudah harus kembali meninggalkan kota ini. Untungnya pulang-pergi, tapi sepertinya saya baru bisa kembali pulang lewat tengah malam. Ya, nasib.
Saya menyadari penuh bahwa timer sudah kembali dihidupkan. Namun untuk berpikir sehari ke depan saja, badan dan otak ini rasanya sudah tidak sanggup. Sepenuhnya menikmati dan berserah dalam kantuk ini, lelah ini… [yawn]… dan nonproduktivitas ini.
Zero page.
PS. Setidaknya hari ini saya meniatkan untuk menunaikan sebuah janji, yakni menyelipkan foto Keenan Avalokita Kirana, yang sedang beraksi di atas sepeda roda empatnya dengan memakai aksesoris bermotor milik pamannya. Mohon doa agar Keenan kecil ini cepat sembuh! :)
Friday, November 16, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wah, senang banget mulai bs baca lanjutan cerita sehari2 mbak Dewi. ngomong2, keadaan dapurnya masih persis sama spt waktu kunjungan "rumah gue" di rumah mbak Dewi. seingat saya mbak Dewi bikinin kue buat host nya.
ReplyDeletengomong2 (lagi), rambut anaknya spt papa nya (baru pertama lihat rupa anak mbak Dewi nih) :D
waa lucunyaaa...
ReplyDeletekeenan cepet sembuh yaaa...
setuju sama andy, seneng bisa baca tulisan pngalaman mbak dewi sehari2 =)
ReplyDeletekeenan yang galing :), cepet sembuh yaa.. Biar bisa main sepeda lagi. :)
ReplyDeletewah thanks buat foto Keenannya..semoga cepet sembuh yah...
ReplyDeleteudah sembuh belon?
ReplyDeletecepet sembuh ya Keenan..
Keenan Avalokita Kirana..
ReplyDeletewhat a nice name & nice smile u have =)
- luvita -