Another tour, kali ini kota yang dituju adalah Majalengka. There’s only one hotel in this town, dan fully booked karena ada rombongan haji. Akhirnya kami hanya transit sejenak di rumah pemilik radio yang menjadi sponsor acara.
I didn’t remember when was the last time I came across that kind of audience, barangkali ini pengalaman pertama kami. Begitu kami naik, penonton yang kebanyakan pria sudah merangsak maju ke panggung. Penonton yang duduk di belakang sepertinya tak akan melihat apa-apa, karena mereka yang di depan ini ogah duduk. Banyak yang bahkan duduk di atas pundak temannya sambil mengacungkan tangan. Mata mereka kebanyakan menggantung setengah, berteriak dan berjoget—bahkan ketika tidak ada musik. Beberapa ada yang menggelar spanduk Persib. Lagu Slank yang dibawakan oleh band sebelum kami membuat mereka semua berteriak orgasmik. I just knew it… we’re in a totally wrong crowd.
Sita masih sempat berusaha merebut hati mereka dengan meneriakkan “Hidup Persib” dan “Semoga Persib tidak keluar dari empat besar”. Saya sudah mau mati menahan ketawa. Namun lewat dari dua lagu, she gave up. We all gave up. They’re not our crowd. And we’re not their type of entertainers. Period. Hal itu dikonfirmasi ketika mereka tetap joget bahkan saat kami menyanyikan lagu “Kepadamu” yang slow dan mendayu-dayu itu. So, it was obvious, it wasn’t our song they loved, they just needed the drum beats.
Rida memutuskan di atas panggung untuk mengurangi lagu, dan sungguh keputusan yang bijak. Di pertengahan lagu terakhir, massa itu buyar mendadak karena terjadi perkelahian di luar. And of course, the fight was way much more interesting than our music. Seperempat lagu terakhir barulah kami melihat penonton yang duduk di belakang, yang memang datang untuk menonton RSD, dan terpaksa hanya menontoni punggung-punggung selama 6 lagu. Poor them. Poor us.
Heading back to Bandung at 10.30. It was some experience, all right.
Wednesday, November 28, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Huahahahahaha... what an experience!! :-DD
ReplyDeleteKira2 akan disiarkan di TV nggak Mbak?
Sy mencoba membayangkan berada pada posisi mbak Dewi wkt di panggung; kira2 begini: "Sing...."
ReplyDeleteBukan artinya menyanyi, tp perumpamaan suara hening (+garing) spt dlm komik2. keheningan dalam kekacauan para penonton. hehe... peace mbak -_-"
To Jenny: Alhamdulillah... TIDAK! Hehe. Kayaknya kalau ada di TV bakal lucu banget sih, akan terlihat jelas muka2 bete dan kesal kami di atas panggung. Termasuk Rida yang meng-cut satu lagu dengan tegasnya.
ReplyDeleteYeah, I know the 'sing' that Andy meant. Yang kayak2 di komik Jepang gitu kan ya. And that's exactly what I did. Kuping di-shutdown, mata menatap ke satu titik kosong, lalu belagak asik... haha.