Saturday, November 10, 2007

Pausing The Timer

Dear all,

Dengan ini saya mengumumkan berhentinya timer dari tanggal 10 - 15 November. Demi menjaga sakralitas dan fokus proyek rekaman Rectoverso (RV), I think it's fair for the RV project and also for me and everybody involved in the production, if I just paused everything else and focus on my recording session solely. Mohon doa restunya juga supaya semua berjalan lancar.

Here I am, at some warnet in Fatmawati street, just finished rehearsing with the band. If I got the chance and energy, would love to report glances of RV production in this blog as well.

Hari ini, teman-teman penerbit Truedee dari Bandung juga ikut datang ke studio, for this is gonna be our homework together -- music and book. I am excited as hell. I wish you all could feel the energy :)

All in all, thank you for your support and patience. Will get on to Perahu Kertas and 55 Days reportage after Nov 15. See y'all!

5 comments:

  1. Selamat bekerja, Mbak Dee. Tetap semangat! *ini kayak TV show di mana ya..*

    ReplyDelete
  2. Hai kak Dee! Hanya mau menyampaikan support saya yang setulus-tulusnya untuk projek Perahu Kertas ini (dan karya-karya lainnya. Semoga semuanya bisa diterbitkan sesukses dan secepat mungkin, misalnya saja Supernova jilid berikut, hehehe). Saya yakin di luar sana banyak sekali yang juga kecanduan dengan karya-karya anda seperti saya.

    Saya juga ingin berterima kasih di sini, karena semua karya kak Dee, baik berupa novel, cerpen, posting blog, dst,dst, telah begitu banyak menginspirasi dan mempengaruhi persepsi hidup saya. Jujur, Dewi Lestari merupakan salah satu dari sedikit penulis Indonesia yang karyanya betul-betul saya hormati dan kagumi. Penggunaan bahasa yang sangat orisinil dan menghibur.. semua elemen rasanya betul-betul pas. Membuat saya bisa lebih mengapresiasi Bahasa Indonesia.

    Dari kelas tiga sd saya sendiri sudah berancang-ancang menjadi penulis, namum mimpi itu sempat terbuang dan terinjak-injak seiring saya meningkat dewasa, karena stereotype (yang sampai sekarang pun masih berlaku) bahwa konon 'penulis nggak bisa makan.' Jujur, saya iri pada kehidupan kak Dee. Rasanya senang sekali kalau bisa melakukan apa yang kita cintai... untuk terus berkarya dan berekspresi, berbagi pikiran dan emosi lewat tulisan. Saya tidak mau suatu hari nanti terperangkap dalam pekerjaan dan hidup yang saya benci, misalnya duduk di belakang meja kantor seharian penuh, berkutat dengan globalisasi, berpacu dengan waktu yang melesat makin cepat seiring modernisasi. Stres, sesak napas. Atau duduk di rumah mencuci kaos kaki suami dan menyuapi anak-anak. Betul-betul neraka.

    Berkat kak Dee saya berani untuk bermimpi kembali. Bahwa ada celah keluar bagi saya ke hidup yang saya idam-idamkan. Sejak berkenalan dengan karya-karya anda, sindrom-kebosanan-akut yang kerap menyerang remaja-remaja tak punya tujuan hidup mendadak mulai sembuh. Belum total memang, tapi makin membaik.

    Karena itu saya ucapkan beribu-ribu terima kasih. Saya harap kak Dee tidak akan pernah berhenti menulis. Cheers :)

    ReplyDelete
  3. Please,please,please, keep on writing daily! Proses RV project pasti ga kalah seru dari Perahu Kertas!

    Blog anda sudah menjadi oasis harian untuk saya... =)

    By the way... ada satu blog favorit saya yang juga menamakan dirinya Perahu Kertas,coba dicek di http://neenoy.blogspot.com/

    Maybe it will be another synchronicity. Selamat rekaman... smoga maksimal ya hasilnya!

    ReplyDelete
  4. Dear "fans" (ini memang nama kamu?), wah, aku terharu sekali membaca pesan kamu. Terima kasih. Means a lot to me, no, means... unimaginably a lot to me. Mudah2an kamu menemukan apa yang kamu impikan dan bisa total beraktualisasi diri di sana.

    Untuk Tudelia dan Jenny, thank you juga! Memang kemarin ini padat banget rekaman dsb-nya, jadi benar2 nggak sempat untuk update. Will tell you guys more about RV project, either in this blog or any other form.

    ~ D ~

    ReplyDelete
  5. Hmm saya termasuk pembeli pertama edisi cetak rupanya (29/08/09)selesai baca tanggal 30 Agustus 2009. buku Kelima yang saya selesaikan hanya dalam 1 hari yang pertama Di Bawah Lindungan Ka'bah (karena keterpaksaan, diancam ga naik kelas waktu SMA.namun setelah saya baca ulang saya berterima kasih sekali dipaksa membaca)kedua Burung-Burung Manyar, ketiga AKAR dan Keempat Petir. Kebetulan tidak ya ketiga terakhir di hasil proses kreatif penulis yang sama.

    Jujur aja pengalaman baru saya alami membaca perahu kertas, konyol namun baru. mungkin terbawa keanehan Kugy ya. sebagai contoh saya berteriak Yes Yes Yes! dengan mengepalkan tangan saat Keenan dan Kugy bertemu di Pertunangan eko dan noni...marah dan memaki maki saat Kugy di lamar oleh remi. saya ga tau ini berlebihan atau apa, tapi itu yang saya rasakan. Bab-Bab menuju akhir membuat sesak napas dee...endingnya sangat sesuai khayalan saya dan anehnya mengingatkan pada sebuah film berjudul True Romance (film Cristian Slater tahun 90an)

    Cinta yang tak berujung ya dee? saya bergulat dengan itu sekarang, saat ini dan mungkin selamanya.

    ReplyDelete