Sunday, November 18, 2007

Day 22 – Suatu Hari Di Bengkel Imajiner

I know. I have more than enough reasons for not having to write. Anak sakit, and he desperately needed my attention, apalagi setelah ibunya ini menghilang enam hari rekaman di Jakarta.

Pukul dua siang, saya baru berangkat dari rumah—dengan berat hati tentunya, tapi apa daya tugas menanti. Keenan ikut mengantar, dengan keadaan masih lemas dan badan hangat, tapi dia bersikeras sekeras-kerasnya ingin masuk mobil jadi terpaksa saya izinkan. Saya janjian bertemu Sita di Studio Aru di Jalan Riau. Lalu kami pergi menjemput Rida ke Cimahi. Benar-benar rute kilas balik. Beginilah agenda rutin kami zaman dulu kala. Mobil akan menjemput Sita, saya, lalu Rida.

Hari kami berangkat ke Cianjur. Tur kali ini memang tur Jawa Barat. You name it lah, dari mulai Subang sampai Cirebon. Dibilang jauh ya enggak jauh, tapi dibilang dekat, juga tidak lagi ‘terasa’ dekat karena sudah terbiasa bablas tol nonstop sampai Jakarta. Rute lewat jalan biasa ini terasa lama dan nggak sampai-sampai. But it was fun to be with the girls again, dengan topik pembicaraan klasik, celetukan khas masing-masing, dsb. Bedanya, sekarang kami bisa latihan di jalan sambil mendengarkan lagu RSD yang berkumandang lewat ponsel, kalau dulu harus putar kaset.

I brought my computer all right. But our spicy talks, the sleepiness after eating 6-7 pieces of jajanan pasar somehow inhibited me from writing. We arrived at Cianjur at around six. Dinner, preparation, make-up, blabla, and we had to go to the venue. The name of the place was BCNY. Singkatannya apa ayo? Mungkinkah Bandung-Cianjur-New York? Temukan jawabannya di paling bawah. Dan tak lupa saya selipkan foto kami, RSD versi Reuni, yang diambil sebelum naik panggung.


It was the most ‘extra-ordinary’ stage I’ve ever been on. Antara panggung dan penonton terdapat sebentang jalan tempat kendaraan keluar masuk tempat parkir. Jadi, selagi kami menyanyi, motor berseliweran, mobil melintas di depan hidung. Haha. But anyhow, it was fun. Selain posisi panggung yang luar biasa, tempat tunggu artisnya pun spektakuler. The coolest I’ve ever had. Ada semacam bar tempat minuman dan makanan disajikan, lengkap dengan ‘bartender’-nya. Menu yang ditawarkan antara lain: jus mangga segar, jus alpukat segar, dan roti bakar yang dibuat mendadak. Jadi, selain ada blender dan stok buah, ada juga oven di sana. Love it. Setelah punya pengalaman ini, makanan dus menjadi super-duper basi.

Finished at 22.30, kembali ke hotel, beres-beres, dan kembali ke Bandung jam 23.30. Rute kepulangan yang sama seperti dulu: Rida, saya, lalu Sita. On my way back, I know I shoulda write. But I was just too lazy, jalanan pun rasanya terlalu berkelok-kelok.

Di kepala saya tergambarlah sebuah adegan. Ada bengkel imajiner tempat saya membawa mesin kepenulisan saya untuk diservis. Lalu saya bertanya pada montir:

D: Pak, mesinnya nggak mau jalan.
M: (mengecek) Wah, akinya ini mah, Neng. Soak!
D: Gimana atuh?
M: Ya kudu diganti, Neng.
D: (mengecek kantong) Nggak bawa uang, Pak.
M: Ya tunggu aja sampe punya uang.
D: Tapi saya buru-buru, Pak. Dikejar deadline.
M: Ya didorong we.
D: Didorong? Sama siapa?
M: Ya sama Neng sendiri.
D: Bapak nggak bisa bantu?
M: Sibuk, Neng. Bapak juga ditunggu klien. Ada deadline ngebetulin sokbleker, bekleding sama kabilator.
D: Jadi, saya dorong sendiri, Pak?
M: Di sebelah sana ada turunan, Neng. Jalan sedikit dulu, siapa tahu mobilnya bisa ngegorolong sendiri.
D: (menelan ludah)

Mesin mati. Nol halaman. Panas Keenan 39 derajat. Tidak tidur sampai pukul tiga subuh.


* Jawaban: BCNY = Barudak Cianjur Nongkrong Yuk

6 comments:

  1. I like this posting, very amused me.. terutama soal desain panggung dan kendaraan (gimana kalo ada fans yang mau loncat ke panggung, bisa keserempet mobil dong, hehe).

    Btw, kalau sedang dikejar2 deadline, bikin stress dan akhirnya gak bisa ngapa2in. Dan memang stress kalau sudah datang tidak bisa dieliminated, cuma bisa dimanage.. Biasanya saat stress melanda, yang saya lakukan untuk memanage stress adalah makan makanan lowfat (baik untuk orang non-vegetarian seperti saya ini, dan konon bisa membuat otot2 lebih rilex), berolahraga or relaksasi seperti ber-yoga untuk kelancaran aliran darah sampai ke otak supaya bisa berkonsentrasi, dan terakhir, aromateraphi (nah ini cocok banget apalagi buat perempuan kayak kita2 ini, hehe).

    ReplyDelete
  2. Mbak Dewi, dalam keadaan itu menurut saya Mbak Dewi tetap tangguh. Semoga Keenan cepat sembuh dan Mbak Dewi beraktivitas kembali. Kalau saya di posisi itu, saya juga akan merawat Keenan dulu sampai sembuh, baru kemudian melanjutkan pekerjaan. Kalau ingin menyempatkan diri mengejar deadline/target, ngerjainnya pas anak lagi tidur aja.. Hehehe,just my idea.

    ReplyDelete
  3. waduh teh Dewi, asli, kangen banget sama teh dewi (mudah2an gak baca bareng kang marcel) punya tulisan. baru dapet linknya blog ini dari temen. waah, lagi sibuk tenyata ^_^. pantes lanjutan petirnya gak kluar2, hehehe (tanpa bermaksud mendesak supaya cepet2 dikelarin lanjutan supernovanya walaupun tetep sambil berharap, red). i really128x hope ur doing well in all of ur activities.

    sincerely,
    one of ur handsome fans

    ReplyDelete
  4. didorong saja, hitung-hitung olahraga dan bisa keringetan kan. seenggaknya di depan sana ada turunan, jadi bisa ngagorolong, asal jangan ada polisi tidur. berat euy dorongnya

    ReplyDelete
  5. Tour reuni RSD di Jakartanya kapan mbak Wi? trus dimana bikinnya? (apa udah ya?)

    ReplyDelete
  6. Baru dapet link ini dari blog teman, wuiih one of my fave writer in Indonesia, novel2 nya Mbak dewi jadi teman dalam perjalanan saya loh as Backpcaker around the world. Keep creative! di tunggu karya2 lainnya!
    salam hangat,
    andrei

    ReplyDelete